Perjuangan dalam Alam - SanStrore

SanStrore

Hijab - Fashion - Aksesoris

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Minggu, 06 Oktober 2019

Perjuangan dalam Alam





Foto : internet


Penulis: Rizki Audina
Judul               : Komet
Penulis             : Tere Liye
Penerbit           : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit     : 2018
ISBN               : 9786020385938
Tebal               : 384 halaman
Penggemar novel karya Tere Liye, tak akan asing dengan nama tiga sekawan ini. Raib, Seli, dan Ali. Remaja biasa yang ternyata memiliki kemampuan luar biasa. Raib bisa menghilang, Seli bisa mengeluarkan petir, dan Ali bisa melakukan apa saja termasuk berubah menjadi beruang raksasa.
Novel berjudul Komet ini menceritakan petualangan seru tiga sekawan setelah sebelumnya mereka berhasil menemukan pasak bumi yang akan diruntuhkan oleh Sekretaris Dewan Kota (baca Bintang). Mereka tersesat di klan asing yang menyimpan pusaka paling hebat di dunia paralel.
Semuanya berawal dari rasa penasaran Ali tentang ke mana si Tanpa mahkota kabur saat pertempuran di klan bintang dulu. Akhirnya Ali, si manusia yang berasal dari klan paling rendah yaitu Bumi, dengan segala kecerdasannya berhasil memecahkan kode-kode rumit untuk menemukan cara menuju Klan Komet. Lewat buku-buku tua milik Zaad, Ali menemukan sebuah sajak yang ditulis dengan huruf paling tua di dunia paralel.
Hai, jangan!
Jangan bertanya padaku
Aku juga tidak tahu
Ayahku tidak tahu
Leluhurku juga tidak tahu

Hanya terbetik sebuah kabar
Di sebuah pulau di klan matahari
Di tengah lautan biru
Sebuah pohon aneh telah tumbuh

Tunggulah di sana saat ranum buahnya
Maka, akan datang sesuatu
Pintu menuju tempat itu akan terbuka
Menuju dunia yang terus bergerak dan bergerak
Tempat berada pusaka paripurna

Hei, jangan!
Jangan bertanya padaku
Ketiga klan pun bersatu, mengadakan pertemuan dadakan di Klan Matahari. Tapi, apa daya, Si Tanpa Mahkota telah bergerak satu langkah lebih dulu. Festival Bunga Matahari Pertama Mekar berhasil ia kacaukan, lalu memetik bunga tersebut. Tanpa mampu dicegah, akhirnya ia bisa membuka portal menuju Klan Komet. Loncatlah Si Tanpa Mahkota. Hingga tanpa disangka, Ali dengan tiba-tiba menyusul. Dan tanpa diperintahkan, Raib dan Seli mengikutinya.
Petualangan mereka kali ini sangat biasa saja. Tidak ada benda-benda ajaib, pesawat canggih, makanan berubah rasa, dan lainnya. Hanya ada pulau kecil yang harus mereka lewati dengan nama Pulau Hari Senin hingga Hari Sabtu hanya untuk menemukan pulau yang ditumbuhi pohon aneh. Mereka bertemu dengan sepasang suami istri Paman Kay dan Bibi Nay, juga Max si kapten kapal yang handal.
Banyak sekali ujian yang harus mereka lewati. Ujian kesabaran, kecerdasan, kepedulian terhadap sesama, ketulusan, ketangguhan, dan ikhlas melepaskan. Itulah satu-satunya cara untuk sampai ke pulau dengan tumbuhan aneh tersebut. Tapi, tiga sekawan itu berhasil. Rasa kesetiakawanan dan ketulusan yang terpatri dalam diri, mampu menolong mereka. Karena sejatinya, itulah kekuatan terbesar di dunia paralel.
Tere Liye, sangat mampu menghanyutkan kesadaran pembaca dengan plotnya yang twist. Menimbulkan ketegangan, hingga pembaca tidak sadar telah sampai di bagian akhir cerita yang ternyata masih menggantung. Dengan segala kekesalan, bagi siapa pun yang akan membaca novel ini bersiaplah untuk kembali penasaran dan segera membeli lanjutan ceritanya di toko buku kesayangan kalian. Iya, Komet Minor telah terbit, selamat membaca!
“…Berhati-hatilah selalu. Di dunia ini ada banyak hal yang kita lihat tidak seperti yang terlihat. Ada banyak yang kita kenal, tapi tidak seperti yang kita kenal…” (hlm 365).
Editor : Adhari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar